Apakah ombak akan bagus hari ini dan di mana saja lokasi terbaiknya?
Dua pertanyaan ini selalu menghiasi pikiran peselancar dalam perburuan yang tak pernah berakhir untuk menemukan ombak yang sempurna. Keahlian untuk menilai di mana ombak akan muncul dan kondisi selancar yang mungkin terjadi adalah skill yang penting untuk dikembangkan agar kita tidak melewatkan kesempatan yang baik untuk berselancar.
Ada beberapa faktor yang berkontribusi pada kemampuan untuk menilai di mana ombak ada dan kondisi selancar ideal yang mungkin terjadi. Faktor-faktor ini antara lain:
- Cuaca
- Gelombang (swell)
- Pasang surut (tides)
- Arah dan kecepatan angin
Pengetahuan mengenai daerah lokal juga diperlukan agar kita dapat menerapkan faktor-faktor di atas pada spot selancar lokal.
Mari kita telaah faktor-faktor ini dengan lebih mendalam.
1. Cuaca
Cuaca memainkan peran paling penting dalam menentukan kondisi selancar. Kemampuan untuk memahami informasi cuaca dan menginterpretasi peta cuaca sangat membantu kesuksesan dalam menemukan lokasi terbaik untuk bermain selancar.
Informasi cuaca juga bisa diperoleh dari berbagai sumber, termasuk televisi, radio, surat kabar, dan situs internet, dalam berbagai bentuk dan format.
Kita mungkin sudah familiar dengan laporan cuaca yang disajikan bersama berita di televisi. Laporan ini biasanya mencakup informasi cuaca, suhu daratan dan laut, kondisi hujan, serta peta tekanan udara tinggi dan rendah. Detail informasi yang disediakan bisa bervariasi. Laporan cuaca ini memberikan panduan berguna tentang kondisi cuaca. Namun, ingatlah bahwa masih ada banyak faktor lain yang juga berkontribusi pada akurasi perkiraan cuaca.
Membaca peta cuaca adalah keterampilan yang bisa dikuasai oleh siapa saja, yang sangat bermanfaat bagi setiap peselancar untuk mempelajari keterampilan ini. Perhatikan laporan cuaca dan amati pengaruhnya terhadap spot selancar lokal sehingga lama-kelamaan kita akan segera mulai bisa memprediksi kondisi selancar dengan cukup akurat.
Saat membaca peta cuaca, perhatikan sistem tekanan udara tinggi dan rendah. Sistem tekanan rendah biasanya diidentifikasikan dengan huruf «L» (Low pressure) dan menghasilkan angin yang paling kuat. Angin adalah faktor utama dalam pembentukan gelombang. Sistem tekanan rendah biasanya terkait dengan cuaca yang lebih dingin, badai, bahkan siklon/tornado/taifun.
Sistem tekanan udara tinggi diidentifikasi dengan huruf «H» (High pressure) dan menghasilkan sedikit angin atau tanpa angin sama sekali. Sistem tekanan tinggi ini biasanya terkait dengan cuaca hangat hingga panas dengan kondisi musim panas yang cerah.
Untuk mengetahui apakah akan ada ombak, periksa sistem tekanan rendah dalam prakiraan cuaca dan peta.
Juga, perhatikan berapa banyak garis isobar yang ada. (Isobar adalah garis yang digambar di sekitar sistem tekanan tinggi dan rendah). Semakin dekat isobar, semakin kuat anginnya. Ini juga berarti kemungkinan besar terdapat gelombang besar.
Arah angin juga ditentukan oleh tekanan tinggi dan rendah. Di belahan bumi selatan, udara mengalir searah jarum jam di sekitar sistem tekanan rendah dan berlawanan arah jarum jam di sekitar sistem tekanan tinggi. Kebalikan berlaku untuk belahan bumi utara.
Sistem tekanan tinggi dan rendah bergerak dari barat ke timur atau arah lain tergantung di mana kita berada di dunia. Ini memungkinkan kita memprediksi cuaca beberapa hari ke depan.
2. Gelombang
Gelombang adalah yang membentuk ombak. Tanpa gelombang, tidak akan ada ombak. Ada dua jenis gelombang:
- Gelombang dasar (ground swell)
- Gelombang angin (wind swell)
2.1 Gelombang Dasar (Ground Swell)
Gelombang dasar dihasilkan oleh angin dari sistem tekanan rendah yang kuat di laut lepas. Gelombang ini dapat menempuh perjalanan jauh (berkilo-kilo meter) sebelum mencapai pantai dan bisa berlanjut selama beberapa hari.
Gelombang dasar dikenali dengan garis gelombang yang jelas dan terpisah. Ketika sudah mendekati pantai, gelombang dasar tidak selalu disertai oleh angin. Gelombang dasar merupakan jenis gelombang yang lebih baik untuk selancar. Gelombang ini seringkali menghasilkan ombak yang lebih bersih, lebih besar, dan lebih konsisten.
2.2 Gelombang Angin (Wind Swell)
Gelombang angin dihasilkan oleh angin dari badai lokal.
Angin bisa berlangsung selama sekitar 4 jam. Ini dapat menciptakan gelombang setinggi 3 meter (6 kaki), dan kemudian ketika angin reda atau berubah, gelombang akan menghilang.
Kita dapat mengidentifikasi gelombang angin karena selalu disertai oleh angin. Gelombang ini juga bergerak dalam arah yang sama dengan angin (biasanya angin dari laut ke darat).
Gelombang angin umumnya berombak dengan garis-garis yang tidak rata – artinya, garis gelombang tidak lurus tetapi masuk ke pantai dengan sudut yang bervariasi, dengan ombak puncak muncul di tempat-tempat berbeda.
Jika angin terus berhembus cukup lama dan cukup kencang di laut lepas, akhirnya akan berubah menjadi gelombang dasar.
3. Pasang Surut (Tides)
Pasang surut adalah faktor lain dalam menentukan kondisi selancar. Pasang surut terjadi akibat tarikan gravitasi bulan. Laut naik dan turun kira-kira setiap 6 sampai 7 jam dan berpengaruh besar pada kondisi gelombang.
Dalam 24 jam, terdapat sekitar 2 kali pasang dan 2 kali surut. Karena pasang surut berubah kira-kira setiap 6 sampai 7 jam, kondisi pasang dan surut akan sedikit berbeda setiap harinya. Misalnya, kondisi pasang mungkin pada pukul 9 pagi hari ini, tapi besok mungkin pada pukul 10 pagi.
Pada kondisi surut, air menjadi lebih rendah, sedangkan pada kondisi pasang, air menjadi lebih tinggi. Kedalaman air mempengaruhi pembentukan gelombang. Ketika gelombang memasuki perairan dangkal, kompresi gelombang mendorong air naik hingga mencapai titik di mana bagian atas gelombang berubah menjadi ombak yang pecah.
Jika ada ombak yang cenderung pecah (closing) saat kondisi surut, kemungkinan besar ombak tersebut akan berbentuk lebih baik pada saat pasang, karena ada lebih banyak air pada saat pasang. Jika kita memeriksa kondisi ombak saat kondisi mendekati surut dan melihat bahwa ombaknya pecah, maka bisa disimpulkan bahwa ombak tersebut akan terbentuk lebih baik lebih baik di kemudian waktu atau waktu sebelumnya. Pada saat pasang tinggi, akan ada lebih banyak air di spot selancar, oleh karena itu kemungkinan ombak pecah (closing) lebih kecil.
Bulan juga memiliki pengaruh lain pada pasang surut. Umumnya, saat ada bulan purnama atau bulan baru, cenderung ada lebih banyak gelombang dan perbedaan pasang surut yang lebih drastis.
Pada saat air mulai pasang, ombak juga dibantu oleh efek aliran air pasang tersebut, sehingga ombak sedikit lebih tinggi dan kadang lebih konsisten dibanding pada saat air mulai surut.
Biasanya, lebih baik untuk berselancar pada saat air di ketinggian sedang dan mulai menuju pasang, ataupun selama beberapa jam setelah pasang tinggi.
Keputusan apakah akan berselancar pada saat mulai pasang, saat pasang tertinggi, ataupun saat mulai surut tergantung pada beberapa faktor, termasuk ukuran gelombang dan kedalaman air di atas spot selancar.
3.1 Tabel Pasang Surut
Tabel pasang surut sangat berguna untuk menunjukkan kapan waktu pasang dan surut serta kapan bulan purnama akan terjadi. Hal ini akan membantu dalam merencanakan kapan waktu yang tepat untuk selancar. Jika kita merencanakan perjalanan selancar ke lokasi lain, kita dapat merencanakan hari-hari ketika pasang surut akan paling menguntungkan untuk menghasilkan ombak terbaik, dengan mempertimbangkan kondisi tersebut. Kita juga perlu memahami pasang surut mana yang paling cocok di lokasi tersebut.
Tabel pasang surut menunjukkan ukuran pasang surut untuk setiap jam pada hari dan bulan tertentu. Ukuran pasang surut biasanya diukur dalam satuan meter atau feet (tergantung lokasi).
Kondisi pasang surut berbeda di berbagai bagian dunia. Tabel pasang surut akan menunjukkan pasang surut di lokasi spesifik.
Kita biasanya dapat memperoleh tabel pasang surut secara gratis dari toko selancar, sekolah selancar, ataupun toko peralatan pancing. Anda juga dapat memeriksa koran lokal atau laporan cuaca.
Angka-angka tersebut menunjukkan ukuran pasang surut. Angka terendah adalah ketinggian saat surut terendah, dan angka tertinggi adalah ketinggian saat pasang tertinggi di hari tersebut.
Pada contoh tabel diatas, kita bisa melihat bahwa di tanggal 1 (Selasa) pasang tertinggi terjadi pada pukul 9 – 10 pagi, dan surut terendah terjadi pada pukul 4 – 5 sore. Seperti kita ketahui dengan siklus 6 sampai 7 jam, maka kita bisa menebak bahwa pada hari tersebut pasang akan terjadi lagi sekitar pukul 11 malam, dan surut sekitar pukul 5 keesokan paginya.
Pada sekitar bulan purnama dan bulan baru, angka-angka cenderung meningkat menjadi pasang surut yang lebih tinggi daripada pasang surut saat pertengahan fase bulan. Pasang surut saat bulan baru dan purnama biasanya berarti ukuran gelombang akan meningkat karena tarikan gravitasi bulan lebih kuat selama fase bulan purnama baru dan bulan purnama.
3.2 Jam Tangan (Tide Watch)
Beberapa peselancar juga mengenakan jam tangan yang menujukkan dial pasang surut. Terdapat dial pasang surut yang menunjukkan tinggi/rendahnya air dan apakah pasang surut sedang naik atau turun. Kita hanya perlu mengatur jam sesuai dengan tabel pasang surut, dan kemudian kita akan dapat mengetahui apakah kondisi sedang pasang ataupun surut saat memeriksa ombak, atau bahkan saat sedang berselancar, karena Jam jenis ini umumnya anti air.
Selain itu ada juga jenis jam tangan yang memiliki tampilan grafis pasang surut di layarnya. Setelah pasang surut dikonfigurasikan, jam tangan akan menunjukkan pasang surut untuk lokasi spesifik dimana kita berada.
4. Arah dan Kecepatan Angin
Kondisi angin merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam berselancar, terutama ke arah mana angin bertiup, karena arah angin selalu berdampak pada kondisi selancar.
Arah Angin
Terdapat tiga jenis utama arah angin:
- Angin laut (Dari laut ke darat, On-shore wind)
- Angin darat (Dari darat ke laut, Off-shore wind)
- Angin menyilang (Cross-shore wind)
• Angin Laut
Angin yang bertiup dari laut ke darat (ke pantai). Secara umum, angin laut akan meratakan gelombang, menyebabkan puncak gelombang kehilangan bentuknya, hancur, dan tidak terjaga dengan bersih.
• Angin Darat
Angin yang bertiup dari darat ke laut. Jika angin cukup kencang, kita dapat melihat percikan yang terbang dari bibir gelombang dan ke arah laut. Angin darat membantu wajah permukaan ombak untuk berdiri sebelum menutup dengan bersih. Ini seringkali dapat menciptakan ombak barrel/hollow. Ombak barrel yang berbentuk seberti terowongan ideal untuk berselancar di dalamnya.
• Angin Menyilang
Angin yang bertiup menyilang sejajar dengan pantai dan datangnya gelombang. Angin ini baik jika kita sedang berselancar di spot dengan ombak kanan dan angin menyilang pantai dari kiri ke kanan (saat dilihat dari pantai). Namun, kondisi ini bisa menyebabkan ombak kiri menjadi tertutup atau hancur. Kebalikannya berlaku jika angin bertiup dari arah berlawanan.
Kecepatan Angin
Kecepatan angin juga memengaruhi kondisi selancar. Kecepatan angin yang terlalu tinggi akan membubarkan ombak dan membuatnya menjadi kacau sehingga sulit dikendarai.
Di pagi hari ketika kondisi cuaca tenang, biasanya akan ada angin dari darat ke laut yang ringan atau sama sekali tidak ada angin.
Angin cenderung bertiup dari darat yang telah mendingin semalaman, ke arah laut yang telah dipanaskan oleh matahari pada pagi hari. Kemudian, sekitar pukul 10 pagi, daratan akan mulai lebih panas daripada laut. Arah angin akan berubah menuju laut yang lebih dingin dan menuju daratan, menciptakan angin dari laut ke darat.
Sore menjelang malam juga adalah waktu ketika angin akan bertiup dari darat ke laut atau menjadi tenang. Ini juga merupakan waktu yang baik untuk berselancar.
Seperti yang kita telah pelajari sebelumnya, peta dan laporan cuaca dapat memberikan indikasi kecepatan dan arah angin.
Untuk mengetahui detail prakiraan cuaca, Selancar.net juga menyediakan informasi tersebut pada tiap spot selancar yang ada di website ini.
0 Comments