Dalam berselancar, ombak menentukan segalanya. Setiap ombak memiliki karakteristik yang berbeda. Memahami kondisi laut dan karakter ombak yang berbeda adalah keterampilan yang sangat penting untuk menyempurnakan kemampuanmu dalam berselancar.

Kita tidak selalu dapat memprediksi suatu ombak, tetapi jika kita memiliki pemahaman yang baik tentang jenis-jenis ombak yang berbeda, hal ini akan membantu kita dalam memilih dan mengendarai gelombang yang sesuai dengan level kemampuan. Seiring waktu, kita akan dapat mengidentifikasi berbagai jenis karakter ombak dan kesesuaiannya untuk berselancar.

Melalui artikel ini kita akan belajar untuk:

  •  Mengenali Kondisi Permukaan Laut yang Cocok untuk Berselancar
  •  Mengenali Jenis-jenis Ombak yang Sesuai
  •  Menentukan apakah Ombak Berbelok ke Kiri atau Kanan
  •  Memahami Frekuensi Ombak

1. Kondisi Permukaan Laut

Sebelum masuk ke air untuk berselancar, periksa kondisi permukaan laut terlebih dahulu. Cuaca, angin, dan pasang surut bersama-sama bisa menciptakan kondisi yang ideal untuk selancar, atau sebaliknya, dapat membuatnya sangat tidak memungkinkan.

1.1 Halus (Glassy)

Terminologi “glassy” menggambarkan kondisi permukaan laut yang paling ideal untuk selancar. Permukaan air sangat halus dan tidak beriak karena hampir tidak ada angin. Cahaya bersinar dan memantulkan permukaan air seperti kaca. Kondisi ini memungkinkan papan selancar kita dengan mudah meluncur di atas gelombang.

1.2 Berangin (Wind Blown)

Juga dikenal dengan istilah mushie, messy, choppy, tidak terkendali. Ombak di kondisi ini merupakan kebalikan dari kondisi air yang glassy. Biasanya ada banyak angin yang bertiup di sepanjang garis pantai atau dari arah laut, yang mengakibatkan ombak kehilangan bentuknya. Ombak di kondisi ini tidak memiliki permukaan yang halus untuk melakukan manuver, sehingga umumnya tidak baik untuk selancar.

1.3 Bergelombang (Lumpy)

Air yang bergelombang terjadi ketika terdapat benjolan dan kerut dalam ombak. Ini terjadi ketika ada banyak arus balik, riak air, atau angin. Ombak yang lumpy lebih sulit untuk dikendarai. Sebagai contoh, angin yang menyapu ombak bisa menyebabkan puncak dan wajah ombak menjadi tidak merata.

1.4 Arus Balik (Backwash)

Backwash terjadi ketika ombak mencapai pantai kemudian berbalik membentuk ombak kembali ke arah laut. Berhati-hatilah dengan tempat-tempat di mana backwash terjadi karena arus balik dapat membuat ombak melonjak ke atas secara tiba-tiba saat ombak yang masuk dan ombak yang keluar saling bertabrakan. Jika kita sedang mengendarai ombak dan melihat ombak backwash datang ke arah kita dari depan, bersiaplah untuk tiba-tiba terangkat dan terhempas di atas ombak tersebut.

Kita dapat dengan mudah melihat backwash di laut. Ketika backwash mengenai ombak yang datang, ombak tersebut akan naik sebentar, kadang sampai menyemprotkan air tinggi ke udara.

1.5 Bahaya di Air

Periksa kondisi laut untuk mengetahui adanya potensi bahaya. Bahaya dapat berupa polusi, sampah, kayu dan cabang pohon, ganggang laut, dan benda-benda lainnya yang mungkin mengapung di permukaan air. Pantai-pantai yang dekat dengan kota kadang-kadang memiliki banyak sampah dari sungai dan jalanan yang terbawa ke laut, terutama setelah hujan lebat. Pikirkanlah baik-baik sebelum pergi berselancar di kondisi air semacam ini.

Tergantung di mana kita berselancar, ada kemungkinan terdapat hewan laut seperti penyu, anjing laut, berang-berang, lumba-lumba, ular laut, dsb.. Pada umumnya, makhluk-makhluk laut ini akan menjauh dari jalur kita. Tapi mungkin ada juga makhluk laut yang membahayakan. Sebelum pergi selancar, periksa pantai untuk melihat apakah ada hewan berbahaya seperti ubur-ubur berbisa yang terdampar di pantai.

Seringkali, bahaya utama saat berselancar adalah orang lain. Periksa apakah ada orang lain di sekitar seperti perenang, peselancar pemula, pengendara kayak dan sebagainya. Pastikan kita yakin dapat berselancar dengan aman di antara mereka.

Penting juga untuk menghindari bahaya dari konstruksi buatan manusia seperti dermaga, dll..


2. Jenis-jenis Ombak

2.1 Ombak Terbaik untuk Selancar

Bagaimana kita menilai apakah suatu ombak lebih baik untuk dikendarai daripada ombak lainnya?

Di tingkat beginner, kita mencari ombak mellow yang pecah dengan lembut. Bahkan berselancar di sisa pecahan ombak (whitewash) juga tidak apa-apa untuk latihan dan memperbaiki kemampuan selancar.

Di tingkat intermediate, kita akan memperhatikan bentuk ombak, dan cara suatu ombak “terbentuk”. Hal ini menentukan seberapa lama kita akan meluncur dan manuver apa yang akan kita lakukan.

Suatu ombak yang terbentuk dengan baik adalah ombak yang “membentuk dinding”. Dengan kata lain, bagian wajah ombak tersebut akan terlihat berdiri dan terbentuk dengan bersih, dan mengelupas dengan lembut dari arah kiri ke kanan atau sebaliknya. Dalam kondisi seperti itu, ombak disebut dengan istilah “peeling off” (pecah dengan sempurna).

Bentuk ombak yang baik; ombak membentuk dinding di depan peselancar.

Ombak yang baik juga akan memiliki tingkat penurunan (drop) yang cukup. Tingkat menurunan yang cukup memungkinkan kita untuk meluncur turun di depan ombaknya dan mengumpulkan kecepatan untuk kembali berbelok naik ke bagian atas ombak. Topik ini akan kita bahas lebih lanjut di bagian manuver berselancar. Jika ombak membentuk dinding, maka akan ada penurunan yang alami.

Berikut adalah beberapa contoh bentuk ombak yang buruk:

Ombak menutup (close out). Ini terjadi ketika wajah ombak pecah secara bersamaan. Tidak ada tempat untuk selancar di sepanjang wajah ombak
Ombak kecil, tidak teratur dan tidak merata (inconsistent)
Ombak close out, tertutup di depan peselancar, sehingga tidak ada ruang untuk berselancar – hanya sisa ombak
Ombak memudar (faded). Tidak baik untuk selancar karena kurang memiliki energi untuk mendorong dan kurang ada penurunan yang menghasilkan kecepatan, sehingga peselancar akan kehilangan momentum dan berhenti di air.

Ombak umumnya cenderung hilang ketika bergerak ke perairan yang lebih dalam. Salah satu faktor yang menyebabkan ombak naik adalah kompresi partikel air saat air masuk ke perairan yang lebih dangkal. Ketika ombak kemudian bergerak ke perairan yang lebih dalam, partikel air tidak terkompresi dengan baik, sehingga ombak kehilangan bentuknya.

Ombak dapat memudar dan kemudian membentuk dinding lagi. Ketika ombak bergerak ke pantai, ombak bisa melewati saluran channel lebih dalam (fade out) dan kemudian melewati dasar pasir atau terumbu karang yang lebih dangkal sehingga membentuk dinding kembali.

Kemampuan untuk mengidentifikasi di mana channel dan dasar pasir berada akan memberi kita indikasi bagaimana ombak akan terbentuk saat bergerak ke pantai.

Perhatikan arus dan arus balik (rip current) saat berselancar. Ombak yang bagus cenderung pecah di sebelah arus atau arus balik, karena ombak dapat pecah di sepanjang tepi bagian air yang lebih dalam atau di tepi channel.

Ombak yang sesuai juga akan tergantung pada tingkat keterampilan dan kemampuan membaca ombak saat kita sedang mengendarainya.

Sebagai contoh, misalnya kita melihat ada ombak membentuk dinding dengan baik di depan kita. Kemudian ombak tersebut masuk ke bagian channel dan mulai memudar. Kemudian ombak tersebut akan mulai membentuk dinding lagi saat melalui dasar berpasir. Di ombak yang seperti itu kita bisa saja berselancar di bagian tertentu pada ombak tersebut, melewati bagian yang memudar dan kembali ke bagian dindingnya lagi. Dalam hitungan detik, kita bisa memutuskan apakah kita memiliki skill untuk melakukan manuver tersebut dan apakah ombak tersebut dapat mendukung manuver tersebut. Semakin sering berselancar, semakin baik kemampuan kita dalam menilai seuatu ombak dan mengambil keputusan yang tepat.

2.1 Jenis-jenis Ombak Lainnya

Berikut adalah beberapa jenis ombak lainnya yang bisa terjadi yang mungkin tidak selalu cocok untuk berselancar.

2.2.1 Sucky

Ombak-ombak sucky umumnya terjadi di sepanjang channel, di mana arus balik bergerak cepat ke laut. Aliran air yang bergerak ke laut menghantam ombak masuk dan tidak memiliki ruang untuk bergerak lagi kecuali ke atas. Kondisi ini mengakibatkan air seakan “terhisap” keluar dan naik di atas ombak, sehingga terjadi penurunan yang lebih cepat secara terus-menerus di wajah ombak.

Kita dapat melihat apakah ombak tergolong sucky dengan memperhatikan keberadaan arus balik yang bergerak ke laut. Perhatikan apakah peselancar lain di belakang harus paddling ke arah untuk tetap mempertahankan posisi, karena hal ini juga menunjukkan bahwa ombak di area tersebut kemungkinan akan menjadi sucky.

Saat kita sedang mengendarai ombak, efek arus yang kuat bisa terasa dalam ombak, misalnya kita bisa saja merasa bergerak meluncur jauh lebih cepat dari biasanya karena hal tersebut.

Semakin cepat arus atau arus balik, maka semakin sucky pula ombaknya. Artinya, lebih banyak air yang naik ke atas wajah ombak.

Ombak-ombak seperti ini ideal untuk selancar, asalkan bentuknya bagus, karena dinding yang terbentuk secara terus-menerus (drop) memungkinkan kita melakukan manuver. Perhatikan arus/arus balik, seberapa cepat airnya bergerak dan apakah ombaknya memiliki bentuk yang bagus.

Ombak-ombak sucky umumnya ditemukan di lokasi beach break. Selain itu, arus balik ataupun arus yang menyilang dapat juga menyebabkan ombak menjadi sucky di jenis break lainnya.

2.2.2 Hollow

Hollow mengacu pada ombak yang dindingnya berdiri tegak sebelum pecah (breaking). Ada ruang yang terbentuk antara wajah ombak dan air yang pecah ke depan. Ombak yang hollow biasanya terjadi karena bantuan angin darat. Angin yang bertiup dari darat menghantam ombak masuk dan menyebabkan ombak menjadi hollow (berongga). Ombak-ombak hollow sangat cocok untuk melakukan tube ride.

2.2.3 Spitting

Spitting terjadi ketika ombak membentuk tabung. Ketika ombak menutup, udara dan percikan air yang terperangkap di dalam tabung tertekan, melemparkan udara dan air keluar ujung tabung sebagai semprotan halus. Semprotan ini disebut “spitting“.

Jika kita melihat ombak-ombak yang sedang spitting, ini menunjukkan juga bahwa ombak tersebut ideal untuk tube ride.

2.2.4 Reform

Reform terjadi ketika ombak yang pecah mulai memudar ke perairan yang lebih dalam, dan kemudian membentuk ombak baru yang pecah lebih dekat ke pantai.

Misalnya, ombak besar mungkin sedang menutup dalam situasi close out (pecah sekaligus) dan kemudian bergerak ke perairan dalam. Pada titik ini, ombaknya berhenti menutup. Kemudian, saat bergerak masuk dan menghantam dasar pasir atau formasi di bawah air, ombak mulai menutup lagi. Ombak tersebut disebut “reform“.

Ombak dapat melakukan reform menjadi ombak kiri atau kanan yang bagus.

2.2.5 Step

Step terjadi ketika ombak terbentuk di dalam ombak lainnya, menciptakan penurunan ekstra di wajah ombak. Step di dalam ombak biasanya terjadi di atas terumbu karang atau permukaan batuan, tetapi juga dapat terjadi di atas dasar pasir terutama di tempat-tempat yang memiliki arus yang bergerak cepat dan arus balik.

Ketika ombak bergerak melintasi formasi bawah air (terumbu karang, batuan, pasir), ombak dapat terhisap kembali di atas formasi tersebut. Ketika ombak berdiri, ombak lain terbentuk di bawah ombak pertama. Ini terlihat seperti ombak yang melangkah. Step dapat terbentuk dengan tinggi yang berbeda-beda.

Perhatikan step saat sedang mengendarai ombak, karena bisa saja tiba-tiba terbentuk di depan kita. Cara terbaik untuk menghadapi ombak step adalah dengan segera miring dan menuruni step tersebut secepat mungkin, sebelum step tersebut menjadi terlalu tinggi.

Sebelum masuk ke air, kita dapat memperhatikan apakah step terjadi dan di posisi mana terjadinya pada ombak. Dengan begitu, kita akan lebih siap untuk menghadapinya.

2.2.6 Double Up

Double up terjadi ketika satu ombak, bergerak ke pantai, mengejar ombak lain. Ketika ini terjadi, ombak yang kita kendarai akan bertambah besar saat kedua ombak bergabung. Double up bisa terjadi kapan saja, terutama dengan kondisi ombak yang tidak merata.

Dampak double up pada ombak yang kita kendarai bisa baik atau buruk. Double up bisa menyebabkan dinding ombak terbangun, menghasilkan penurunan yang lebih curam sehingga membuat kita lebih cepat meluncur. Double-up juga bisa membuat ombak menjadi terlalu besar dan close out.

Ketika sedang mengendarai ombak, kita akan bisa melihat apakah ombak tersebut mengejar ombak lain. Kita bisa mencoba untuk menuruni ombak pada waktu yang tepat dan masuk ke ombak di depannya (double up). Banyak peselancar yang menggunakan teknik melompat untuk melakukan manuver ini.

Di foto ini, ombak di belakang mengejar ombak di depannya, sehingga mengakibatkan double up

3. Arah Ombak

Arah ombak mengacu pada arah ombak pecah ketika kita melihatnya dari laut ke pantai.

Ombak yang pecah disebut sebagai ombak “kiri” atau ombak “kanan”. Banyak situasi dimana ombak dapat menutup baik ke kiri maupun ke kanan pada saat yang bersamaan, yang kemudian memberikan pilihan untuk meluncur ke kiri atau kanan.

3.1 Ombak Kiri (Left Hand Wave)

Ombak kiri adalah ombak yang menutup ke kiri saat kita di tengah laut menghadap ke pantai. Ini berarti saat kita mengendarainya, puncak ombaknya berada di sisi kanan dan wajah ombak pecah ke arah kiri.

Ombak kiri biasanya adalah pilihan bagi peselancar goofy foot (berdiri dengan kaki kiri di belakang).

3.2 Ombak Kanan (Right Hand Wave)

Ombak kanan adalah ombak yang menutup ke kanan saat kita di tengah laut menghadap ke pantai. Ini berarti saat kita mengendarainya, puncak ombaknya berada di sisi kiri dan wajah ombak pecah ke arah kanan.

Ombak kanan adalah pilihan bagi peselancar regular foot (berdiri dengan kaki kanan di belakang)

3.3 Ombak Kiri dan Kanan

Ada situasi dimana ombak menutup baik ke kiri maupun ke kanan pada saat yang bersamaan. Ini adalah pilihan bagi peselancar dengan keterampilan yang lebih canggih. Peselancar dapat memilih untuk meluncur ke kiri atau kanan tergantung pada manuver yang ingin dilakukan atau arah yang ingin diambil.

3.4 Menentukan Arah Ombak

Menentukan arah ombak sebelum memasuki laut sangat penting untuk keberhasilan selancar kita. Dengan mengetahui arah ombak kita dapat memilih ombak yang sesuai dengan preferensi dan keterampilan selancar kita. Menentukan arah ombak dapat dilakukan dengan melihat puncak ombak dan melihat ke mana ombak tersebut akan menutup. Kita juga dapat mengamati peselancar lain yang sedang mengendarai ombak dan melihat ke arah mana mereka bergerak.


4. Frekuensi Ombak

Setelah kita memeriksa bentuk ombak dan kondisi selancar, kita perlu mengetahui seberapa sering ombak akan datang, yaitu berapa lama kita harus menunggu di air untuk kesempatan mengendarai ombak.

Frekuensi ombak mengacu pada seberapa cepat ombak baru tiba setelah ombak sebelumnya pecah. Frekuensi ombak memiliki dampak pada seberapa banyak waktu yang kita miliki untuk memutar papan dan bersiap untuk mengendarai ombak.

4.1 Frekuensi Tinggi

Jika frekuensi ombak tinggi, ombak baru akan datang dengan cepat setelah ombak sebelumnya pecah. Ini memberi kita waktu yang lebih sedikit untuk memutar papan dan bersiap untuk mengendarai ombak. Frekuensi tinggi menuntut kecepatan reaksi dan keterampilan yang lebih baik untuk dapat mengambil ombak dengan sukses.

4.2 Frekuensi Rendah

Jika frekuensi ombak rendah, kita memiliki lebih banyak waktu di antara ombak yang pecah untuk memutar papan, berdiri, dan bersiap untuk mengendarai ombak. Frekuensi rendah umumnya lebih ramah bagi pemula atau mereka yang baru memulai selancar.

Perlu juga diketahui, ombak biasanya datang dalam set. Satu set adalah sekelompok ombak. Biasanya terdapat 3 hingga 5 ombak dalam satu set, ataupun jumlah lainnya. Ombak pertama dalam set biasanya lebih kecil dan ombak terakhir biasanya yang paling besar.

Biasanya ada periode tenang (lul) di antara set ombak. Periode tenang tanpa ombak di antara set ini bisa berlangsung sampai 10 menit atau bahkan lebih. Situati ini baik untuk beristirahat ataupun paddle out.

[Dalam foto ini, ombak sedang datang. Para peselancar menunggu periode hening sebelum masuk ke air untuk bergerak ke tempat ombak pecah.]

[Periode hening terjadi dan para peselancar masuk ke air dengan mudah. Mereka menjaga energi untuk menggunakan selancar di atas ombak.]


Kesimpulan

Membaca ombak adalah keterampilan penting dalam selancar. Dengan memahami kondisi air, jenis-jenis ombak, arah ombak, dan frekuensi ombak, kita dapat membuat keputusan yang lebih baik tentang ombak mana yang akan kita pilih dan bagaimana kita akan mengendarainya.

Penting untuk diingat bahwa meskipun kita telah mempelajari teori ini, praktik di air adalah kunci utama untuk meningkatkan kemampuan membaca ombak. Semakin sering berlatih dan menghabiskan waktu di laut, semakin baik kita akan memahami perilaku ombak dan bagaimana kita dapat mengambil manfaat maksimal dari setiap kondisi ombak.

Ingatlah juga untuk selalu berhati-hati dan mengutamakan keselamatan saat berada di air. Jangan ragu untuk meminta bantuan atau saran dari peselancar berpengalaman jika kita merasa tidak yakin tentang kondisi ombak atau cara menghadapinya.

0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *